Kamis, 08 Mei 2014

Horror for your night !!!

Malem-malem gini enaknya ngepost yang serem2, hiyyyyy...!!!
ini salah satu cerita yang gue ambil dari http://okaruto.tumblr.com/ yang gue translate ke bahasa indo. Siapa tau ada yang susah tidur, mending baca ini. HUUUUUUUUUU.....UUUU...UUU ( lebay deh..   -_-)

Where?
Di suatu malam, tiba-tiba saja aku terbangun.Aku berani bersumpah, aku merasakan ada seseorang di kamar ku. Aku memutar bola mataku ke setiap sudut kamar ku dan aku melihat cahaya redup yang melayang dekat langit-langit. aku memicingkan mataku untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang cahaya itu, dan yang kutemukan adalah muka pucat seorang wanita. seketika itu juga aku menjadi takut dan berusaha untuk kabur, tapi tubuhku tak mau bergerak. Aku mencoba memejamkan mataku untuk menghilangkan rupa mengerikan itu, tapi, aku bahkan tak dapat melakukannya .
Saat itu sedang musim salju dan apartemen ku benar-benar dingin, tapi sekujur tubuhku mengeluarkan keringat.

Perempuan itu terdiam tanpa ekspresi, memainkan bola matanya ke sekeliling kamar ku. Satu-satunya hal positif yang bisa ku pikirkan adalah, ia tidak menatap ku. Aku memperhatikannya, ia terus memainkan bola matanya ke sekeliling kamar ku, hingga matanya tertuju padaku.
“Dimana?” Gumam wanita itu.
Aku tak tahu apa yang dia maksud. Dia sedang mencari sesuatu, tapi, apa? apakah yang ia cari ada di kamar ku? Aku tak dapat memikirkan benda apa yang ia cari di kamar ku. aku semakin gemetaran , dan wajah yang menatap itu, makin lama semakin dekat. Wajah itu berhenti tepat didepan wajah ku, jika ia masih bernafas pasti aku bisa merasakannya sekarang.
“Dimana?” Matanya melebar dan mulutnya terbuka menganga, karena diriku yang sudah takut setengah mati, aku berteriak kepadanya.
“Aku tak memilikinya!”

Aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu. Aku kehilangan kesadaran dan tak bangun hingga pagi tiba.
Meskipun aku tidak bisa menghafal semua detil kejadian yang terjadi semalam, aku tau bahwa itu bukan mimpi. aku sangat gemetaran, dan akhirnya aku pergi ke rumah teman ku, Akiyoshi. aku berpikir apakah aku dapat bertahan tidur disana, meskipun malam nanti akan aman, aku tetap harus kembali di keesokan malam atau keesokan malamnya lagi. Daripada membebani Akiyoshi, aku meminta dia untuk datang ke tempatku. Kita akhirnya berakhir dengan perbincangan pada malam hari, tapi aku tidak dapat menahan kantuk. seketika mataku terpejam, dan aku pun tertidur.
Kejadian itu terulang lagi. Aku merasakan ada seseorang yang mengawasi ku. Mataku mencari-cari sosok menakutkan yang berada di atas ku.
Tapi dia tidak ada disana. nyatanya, ia malah berada diatas Akiyoshi, menatap mukanya dalam. Bedanya Akiyoshi tetap tidur dengan nyenyak.Aku sangat ketakutan, tapi tak bisa berpaling dari peristiwa menakutkan di depan mataku ini. Wanita itu berpaling padaku, dan mendekati ku.
“Bukan. Bukan yang satu ini. Dimana?” Dia mau aku menemukan sesuatu untuknya.
“Aku tak memilikinya!” Teriak ku, dan aku pingsan lagi, tapi Akiyoshi membangunkan ku. Aku mengatakan padanya apa yang aku lihat, tapi ia menertawakan ku dan mengatakan padaku bahwa itu pasti cuma sekedar mimpi. Tapi itu bukan mimpi. Aku tahu pasti itu bukan mimpi, tapi tetap saja aku masih belum tahu apa yang wanita itu inginkan dari ku. Apartemen ku tidak memiliki begitu banyak barang, jadi aku tidak tahu apa yang dia inginkan dari barang kepunyaanku.
Aku meminta Akiyoshi untuk menginap lagi, tapi dia telah memiliki rencana sebelumnya, jadi ia menolak. Aku menelpon teman ku Junji, dan memintanya untuk datang dan menginap. Dia setuju, dan membawa beberapa barang untuk menginap.
Tapi tetap saja. Wanita itu muncul, melayang diatas Junji beberapa saat, dan mulai berbicara.
“Bukan yang satu ini. Dimana?”
“Aku tak memilikinya.” Kemudian aku pingsan.
Keesokan harinya, aku merasa lebih ketakutan, dan akhirnya pergi ke rumah temanku, Shinji. Mungkin jika aku pergi ke tempat lain, ia tak akan mengganggu ku. Shinji tak keberatan kalau aku menginap, tapi wajah itu mengikuti ku. Aku bangun dan melihat ia sedang melayang diatas Shinji dan mengatakan hal yang sama.
“Bukan yang satu ini. Dimana?”
“ Aku benar- benar tidak tauuuu!” kata ku, yang semakin kesal dengan desakan nya itu. Hal itu pasti mengagetkan nya karena tiba-tiba wajah nya makin memudar dan pecah sebelum menghilang.

Bagus. Setidaknya ia telah pergi.Aku berfikir kalau akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan ku, dan aku pun kembali ke apartemen ku.
Aku tahu itu pemikiran yang bodoh. Dia muncul diatas ku lagi malam ini.
“Dimana?” Tidak seperti sebelumnya, ia terlihat marah saat berbicara padaku. Seolah olah dia menyalahkan sesuatu padaku. “Dimana dia? Kau tau dimana dia, KAU TAUU KAN? Kenapa kau TAK MENGATAKAN NYA PADAKU?”
Dia tampak seperti dalam ambang stress. Siapa yang sedang ia cari? apakah ia seseorang yang aku kenal? Aku tak bisa memikirkan seorang pun  yang sedang ia cari. Terlepas dari itu, aku mulai memiliki teman menginap yang berbeda tiap malamnya sesering mungkin. Tak satupun dari mereka melihat sesuatu, dan tak satupun dari mereka merasakan sesuatu tapi tetap saja wanita itu datang tiap malam.
“Dimana?” Setiap malam. Aku berpikir aku akan gila.
setelah beberapa malam, akhirnya temanku Hayato yang menginap. Dan lagi, aku terbangun di tengah malam melihat wanita itu melayang diatas teman ku. Aku melihatnya,sama seperti yang selalu kulakukan, dan ia menatap dalam muka Hayato. setelah beberapa saat ia bergerak ke arah ku.
“Kau Meneeemuuukaan nya.” Wanita itu tersenyum lebar padaku. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkannya, tapi itu membuat perasaan ku menjadi tidak enak.
“Aaaaahhhhhhh!” teriak ku. Badan ku mematuhi perintah otak ku, dan aku berhasil kabur keluar. aku tidak tahu harus kemana, tapi akhirnya aku memutuskan menuju rumah temanku yang dekat dari situ. Aku mengatakan padanya apa yang terjadi, dan ia setuju untuk pergi ke apartemen ku. Saat kami membuka pintu, kami menyadari bahwa Hayato telah hilang.
Aku tak pernah mendengar kabar darinya setelah itu. Orang tuanya bertanya pada ku beberapa kali, dan aku berkata apa yang sebenarnya terjadi. Melihat ekspresi mereka, mereka menyangka bahwa aku sudah gila. Bahkan ada rumor yang menyatakan aku membunuhnya dan menyembunyikan mayatnya di suatu tempat. Beberapa teman ku menjauhi diriku.
itu mungkin salah ku… Tapi aku tidak tahu, akan terjadi hal seperti itu. Aku masih tidak tahu apa hubungan wanita itu dengan Hayato.
Dan kemana ia pergi?

Nah sekarang versi bahasa Inggris

Where?
One night, I woke up all of the sudden. I swear I could feel somebody in the room with me. I looked around and saw a faint light floating near the ceiling. I squinted my eyes to get a better look at the light only to find that it was a very pale woman’s face. I immediately became scared and tried to run away, but my body wouldn’t move. I tried to close my eyes to get the face out of my vision, but I couldn’t even do that.
It was winter and my apartment was freezing cold, but I was covered in sweat.
The woman remained expressionless, flicking her eyes back and forth across my bedroom. The only positive I could see in the situation was that she wasn’t looking at me. I watched her, and she continued looking around the room until her eyes suddenly settled on me.
“Where?” she muttered.
I didn’t know what she was talking about. She was looking for something, but what? Was it in my room? I couldn’t think of anything she would want. I was shaking, and as the face watched me, it slowly got closer and closer. It only stopped when it was close enough that I would have felt her breath had she been breathing.
“Where?” Her eyes widened and her mouth gaped open. In my fear, I suddenly screamed at her.
“I don’t have it!” I don’t know what happened after that. I lost consciousness and didn’t want up until the morning.
Even though I couldn’t remember everything that had happened, I knew that it wasn’t a dream. I was shaking and couldn’t stop, so I went to my friend Akiyoshi’s. I wondered if I would be able to stay the night there, but even if that night was safe I would still need to go back home the next night or the night after that. Instead of burdening Akiyoshi, I asked him to come to my place. We ended up talking late into the night, but I couldn’t fight off the fatigue I was feeling. Eventually I lost the fight and fell asleep.
It happened again. I got the distinct impression that I was being watched. My eyes flew open and darted around, looking for the face above me.
But she wasn’t there. In fact, she was right above Akiyoshi, staring intently at his face. Unlike me, he continued to sleep peacefully. I was shaking but couldn’t tear my eyes away from the scene. She turned to me and slowly floated above my bed until she was right in front of my face.
“No, not this one. Where?” She wanted me to find something for her.
“I don’t have it!” I again passed out, but Akiyoshi woke me up. I told him what I saw, but he laughed it off and told me it must have been a dream. But it wasn’t. I know it wasn’t, but I still didn’t know what the woman was or what she wanted from me. My apartment doesn’t have a lot of stuff in it, so I didn’t know why she would be looking for something of mine.
I asked Akiyoshi to stay the night again, but he had previous plans and had to decline. I called another friend, Junji, and asked if he would come over. He agreed and brought some things to spend the night.
The results were the same. The woman appeared, floated above him for a short while, and then began speaking.
“Not this one. Where?”
“I don’t have it.” I passed out.
The next day, I was even more fearful and decided to go to my friend Shinji’s place. Maybe if I go somewhere else, she won’t bother me. Shinji didn’t mind me staying at all, but the face followed me there. I woke up with her floating above his face before she turned to me and again said the same lines.
“Not this one. Where?”
“I don’t fucking know!” I said, getting annoyed with her badgering me. It must have startled her or something because suddenly the image of her face expanded and seemed to burst open before disappearing.
Good. At least she was gone. I assumed that she had finally decided to leave me alone, and I went back to my own apartment.
Of course that was foolish of me. She showed up above me again that night.
“Where?” Unlike before, she looked mad as she spoke to me. It was almost like she was blaming me for something. “Where is he? You know where he is, don’t you? So why don’t you tell me?”
She seemed to be on the verge of a breakdown. Who was she looking for? Was it somebody I knew? I couldn’t think of a single person she would be going after. Regardless, I started having a different friend stay the night as often as possible. None of them saw anything, and none of them sensed anything but still she appeared every single night.
“Where?” Every night. I thought I might go crazy.
After several nights, my friend Hayato stayed over. Again, I woke up in the middle of the night to find the girl’s face floating above my friend. I watched her, just like I always did, and she stared intently at Hayato’s face. After a few moments she made her way over to me.
“You fooooound him.” She smiled broadly at me. I don’t know how to describe it, but something about it made me feel uneasy.
“Aaaaahhhhhhh!” I screamed. My body obeyed my brain, and I managed to run outside. I didn’t know where I was going at first, but I found myself at a friend’s who lived nearby. I told him everything that had happened, and he agreed to come to my apartment to check things out. When we opened the door, we discovered that Hayato was missing.
I never heard anything from him again after that. His parents questioned me several times, and I told them the truth. Judging by their reactions, they just thought I was crazy. There were even rumors that I killed him and hid the body somewhere. Several of my friends distanced themselves from me.
It’s probably my fault, though… But I didn’t know that it would turn out like this. I still don’t know how that woman and Hayato were connected.
And where did he go?

nah... udah baca?? moga-moga bisa tidur yah...ati2 kalo bangun malem malem loh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar